
Pernah merasakan luka batin?
Sebagian orang menganggap kata “healing” hanyalah kegiatan yang bisa membuat otak fresh. Dari sekian banyak hari yang kita lewati, tentunya banyak juga problem yang kita temui dalam kehidupan ini, dan orang-orang menganggap “healing” sebagai kegiatan melepaskan penat karena berhari-hari penuh dengan kesibukan.
Sebenarnya apasih healing itu?
Self Healing atau sering disebut sebagai penyembuhan diri sendiri, penyembuhan luka batin yang ada dalam diri kita. Di era modern saat ini, banyak sekali orang-orang yang merasakan kalau batinnya sedang terluka, entah itu akibat adanya tuntutan dari keluarga sehingga seseorang merasakan adanya tekanan batin, celaan dari orang-orang sekitar yang membuat sakit hati, perilaku dan perkataan kasar orang tua terhadap anak sehingga anak tersebut mengalami mental down.
Luka batin yang dirasakan seseorang bisa berbeda-beda, tetapi pada umumnya seseorang yang mengalami luka batin akan sering merasakan kesedihan, sering menyalahkan diri sendiri, cemas terhadap apapun yang sedang dihadapi, dan yang lebih parah yaitu merasa stress dan depresi. Dari sekian banyak hal yang dirasakan, maka seseorang merasa bahwa dirinya harus mengalami masa tenang, disinilah seseorang butuh Self Healing atau penyembuhan luka batin.
Dalam hal ini sebenarnya lebih mengarah kepada kesehatan mental para anak muda di Indonesia, yang mana pada usia 16 tahun sampai dengan 24 tahun merupakan masa kritis seseorang dalam menjalani kehidupannya dari yang mulanya anak kecil, remaja, dan beranjak pada tahap pendewasaan diri.
Terdapat riset yang dilakukan oleh tim Divisi Psikiatri Anak dan Remaja, Fakultas Kesehatan di Universitas Indonesia, mereka melakukan survey terhadap remaja usia 16 tahun sampai dengan 24 tahun, hasilnya yaitu sebanyak 95,4% mereka yang berada di usia 16 tahun sampai 24 tahun pernah mengalami gejala kecemasan (anxiety), dan 88% pernah mengalami gejala depresi karena banyaknya permasalahan di kehidupan dan sebanyak 96,4% dari responden riset tersebut mengaku kurang memahami bagaimana mengatasi stress yang dialami.
Kebanyakan dari kita ketika mengalami stress ataupun memiliki luka batin, kita lebih memilih untuk menceritakannya kepada teman, bahkan ada yang menghindari masalah tersebut, dan ada pula yang sibuk mencari berbagai cara bagaimana bisa mengatasi masalah yang dialami. Tak sedikit pula, mereka banyak yang memilih untuk menyakiti diri sendiri dan berujung pada Self Harm yang tentunya hal tersebut hanya membuat diri sendiri puas sementara, dan masalah tidak kunjung selesai bahkan ada yang memilih untuk mengakhiri hidup.
Tragis bukan?
Hal-hal seperti itulah yang seharusnya kita sebagai manusia lebih memahami diri kita sendiri, bagaimana kita bisa mengontrol emosi kita, menenangkan pikiran kita dan mencoba perlahan-lahan untuk keluar dari masalah tersebut agar stress ataupun depresi dan hal negatif lainnya tidak lagi kita alami. Penyembuhan luka batin memang tidak mudah disembuhkan seketika, butuh banyak waktu untuk bisa disembuhkan karena luka batin jauh lebih sulit disembuhkan daripada sekedar luka fisik.
“Healing bukanlah proses dalam semalam; itu adalah pembersihan rasa sakit setiap hari, itu adalah penyembuhan harian dalam hidupmu.” – Leon Brown

Bagaimana sih sebenarnya agar bisa melakukan penyembuhan luka batin atau Self Healing?
Ini dia 10 cara untuk mengatasinya, simak yuk!
- Memaafkan dan melupakan. Walaupun memaafkan itu mudah, tetapi melupakan bukanlah hal yang mudah, seiring berjalannya waktu pasti kita bisa melupakan hal-hal pahit yang pernah dirasakan.
- Jadikan masalah-masalah yang dialami sebagai pelajaran hidup.
- Melakukan kegiatan yang bermanfaat dan yang bisa membuat diri kita sibuk, karena dengan kesibukan yang kita lakukan bisa membuat kita lupa dengan apa yang kita rasakan.
- Banyak bergaul dengan banyak orang dan ikut terlibat dalam aktivitas sosial.
- Carilah kebahagiaan diri sendiri, entah itu melakukan hal-hal kecil seperti pergi ke suatu tempat yang membuat hati dan pikiran tenang, membeli makanan yang meningkatkan mood. Karena menyembuhkan diri sendiri, berpura-pura bahagia itu butuh tenaga, so jangan lupa untuk kasih asupan ke diri sendiri!
- Meyakinkan diri sendiri bahwa masih banyak orang baik di dunia ini dan masih banyak orang yang mau menerima diri kita apa adanya dan tentunya masih banyak orang yang sayang dengan kita.
- Yakinkan diri sendiri bahwa suatu hari nanti masalah-masalah yang kita alami akan ada titik terangnya.
- Memahami bahwa semua hal yang kita inginkan tidak bisa semuanya terjadi sesuai ekspektasi kita.
- Mencoba untuk lebih mengontrol emosisi diri sendiri, kenali ego sendiri, jangan berlarut-larut dalam keadaan emosional. “Semakin berusaha mengidentifikasi emosi, justru semakin overthinking dan menimbulkan permasalahan baru.” – Adjie Santosoputro (Seorang lulusan cumlaude Psikologi UGM).
- Jangan lupa untuk berdoa menurut keyakinan masing-masing. Sang pencipta pasti akan membantu diri kita keluar dari masa sulit menuju masa bahagia.
Pada intinya, masalah dalam hidup tidak akan pernah selesai kalau dari diri sendiri tidak ada niat untuk bisa keluar dari masalah tersebut. Jangan jadikan masalah-masalah yang dihadapi sebagai suatu alasan untuk menyerah dengan keadaan dan jangan jadikan sebagai suatu alasan untuk memilih mengakhiri hidup. Kita semua berhak hidup bahagia dan damai, tenangkan pikiran dan hati dan renungi bagaimana solusi terbaik untuk diri sendiri.
Referensi :
- https://theconversation.com/riset-usia-16-24-tahun-adalah-periode-kritis-untuk-kesehatan-mental-remaja-dan-anak-muda-indonesia-169658
- https://www.kompasiana.com/tjiptadinataeffendi21may43/5af245becf01b467183e5ef2/menyembuhkan-luka-bathin-jauh-lebih-sulit-ketimbang-luka-phisik
- https://www.bola.com/ragam/read/4850110/36-kata-kata-positif-untuk-self-healing
- https://www.instagram.com/p/CeBT48HBG6B/?igshid=YmMyMTA2M2Y (instagram: @menjadimanusia.id)
Profil Penulis :
Khoirunnisa Merupakan Mahasiswi Fakultas Hukum Semester II Universitas Lampung yang saat ini menjadi Anggota Muda UKM-F PSBH.