
Oleh : Joice Yokhebet Demina Sitepu
Gelombang panas yang sangat ekstrem tengah melanda dunia. Fenomena tersebut menyebar dari India, Pakistan, Amerika Serikat, Meksiko, China, hingga Korea. Gelombang panas tersebut menyebabkan lonjakan suhu yang cukup drastis di beberapa negara, yakni hingga mencapai 49°C. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberi peringatan bahwa pada tahun 2023-2027 akan menjadi periode lima tahun terhangat yang pernah tercatat. Hal ini dikarenakan gas rumah kaca dan El Nino bergabung untuk membuat suhu melonjak.
Dikutip dari Kompas.com, Kamis (13/07/2023), penyebab terjadinya gelombang panas yang ekstrem ini diperkirakan berasal dari pemanasan global. Menurut The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) Fifth Assessment Report (AR5), peningkatan suhu rata-rata itu diperkirakan lebih terlihat di daerah tropis dan subtropis daripada di lintang tengah.
“Peristiwa gelombang panas yang ekstrem, seperti gelombang panas yang terjadi hanya sekali dalam 50 tahun dan jarang terjadi di iklim saat ini akan menjadi lebih sering di masa depan yang lebih hangat dan mungkin terjadi setahun sekali di Asia Tenggara,” ungkap Wang Lin, dari Institute of Atmospheric Physics (IAP) of the Chinese Academy of Sciences, yang melakukan studi mengenai gelombang panas di Asia Tenggara. Studi tentang pemanasan global yang akan menyebabkan gelombang panas ini telah dipublikasikan di Earth’s Future.
Gelombang panas ini memiliki dampak terhadap kehidupan manusia, salah satunya menyebabkan gangguan listrik, yang mengakibatkan terjadinya pemadaman listrik dan ribuan penduduk terpaksa hidup tanpa listrik. Selain itu, gelombang panas ekstrem ini juga berdampak pada sektor lain, seperti menghancurkan pertanian dan pembangunan, efek lanjutan seperti peningkatan risiko kebakaran hutan, hingga menimbulkan banyak korban jiwa.
Berikut merupakan jumlah korban jiwa di beberapa negara yang terkena dampak dari peristiwa alam ini:
- Amerika Serikat mengumumkan sedikitnya 13 orang meninggal dunia akibat gelombang panas ekstrem selama dua pekan terakhir.
- Meksiko mengumumkan sebanyak 112 orang warganya tewas akibat ‘terpanggang’ cuaca panas ekstrem (delapan kematian terjadi pada laporan 14 April dan 31 Mei, serta 104 orang meninggal sepanjang Juni 2023 (per 25 Juni)).
- Di Asia, India menjadi negara yang menerima dampak cukup signifikan dari gelombang panas. Gelombang panas menyebabkan 98 orang meninggal dunia di negara bagian Uttar Pradesh (54 orang) dan Bihar (44 orang). Jumlah tersebut merupakan akumulasi kematian akibat gelombang panas di India hanya dalam tiga hari. Selain 98 korban yang tewas, gelombang panas juga menyebabkan 400 orang dirawat di rumah sakit di Ballia Uttar Pradesh dengan keluhan demam, sesak napas, dan komplikasi kesehatan lainnya.
Sumber Referensi :
- https://www.popmama.com/life/health/billatanjung/gelombang-panas-ekstrem-melanda-dunia-banyak-korban-jiwa?page=all
- https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/28/170300423/pemanasan-global-diprediksi-sebabkan-gelombang-panas-yang-intens-di-asia
- https://mediaindonesia.com/internasional/582136/pertama-kali-pemanasan-global-akan-tembus-ambang-batas-15c
Profil Penulis :

Joice Yokhebet Demina Sitepu merupakan Mahasiswi Semester V Fakultas Hukum Universitas Lampung yang saat ini menjadi Pengurus Bidang Internasional 2023.
Tinggalkan Balasan